Search Mencari Datin Sepi. Menenun kasih dalam sepi yang terasing Saat kau pergi Lemasku bila tiadamu Uhhhh Berjalan tenang Acapkali dia membayangkan situasi di mana Noruyuni menjadi miliknya Mendongak aku ke langit senja ada pelangi aneka warna biru muda mungkin warnamu merah kesumba warna hatiku ingin mencoret puisi melontarkan bahasa mudah Namun Tapi kita luput satu hal Tapi kita luput
Sudah menjadi kewajiban seorang anak untuk patuh dan taat kepada orang tuanya, tetapi apabila sudah berumah tangga khususnya seorang wanita maka kepatuhan dan ketaatan kepada suaminya lebih utama penting dari pada patuh dan taat kepada orang tua dan/atau kepada saudara-saudara kandungnya, selama apa yang diperintahkan suaminya tidak mengingkari ketentuan Allah SWT, dan bahkan seoarang suami menjadi surga dan neraka bagi seorang kisah inspiratif islami berikut ini, seorang wanita atau istri sholehah yang taat kepada suaminya, tidak mendatangi panggilan orang tua dan keluarganya di saat ibunya sedang sakit parah, lantaran si wanita tersebut mengemban amanah / pesan suaminya yang pergi jihad yang melarangnya untuk keluar rumah sebelum suaminya pulang. Namun meskipun tidak menjenguk ibunya yang sedang sakit parah dan bahkan sampai meninggal dunia, Ibu si wanita sholehah ini diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT lantaran memiliki anak yang patuh dan taat kepada seorang suami. Berikut adalah Kisah Istri Sholehah Patuh pada Suami yang Mengantarkan Ibunya ke SurgaKetika Rasulullah SAW masih hidup, tersebutlah seorang istri yang shalihah. Wanita setia ini begitu taat serta setia terhadap suaminya. Suatu hari, suaminya pergi berjihad untuk agama, sang suami hendak pergi memenuhi panggilan suci untuk berjihad dirinya beramanat pada istrinya.“Istriku tersayang yang kucintai, aku akan pergi untuk berjihad meninggikan kalimat-kalimat Allah, sebelum aku kembali pulang dari berjihad, kamu jangan pergi kemanapun dan jangan keluar dari rumah ini”.Setelah berpesan demikian pada istrinya, berangkatlah si suami menuju medan hari kemudian, datanglah seseorang kepada wanita tersebut yang mengabarkan bahwa ibunya sedang sakit parah. Orang yang diutus tersebut mengatakan pada wanita sholihah itu untuk segera menjenguk ibunya.“Ibumu saat ini sedang sakit keras, jenguklah dia sekarang”Dengan gelisah wanita tersebut menjawab; “Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, bukannya tidak mau menjenguk, tapi saya dilarang keluar rumah sebelum suami saya pulang, tolong sampaikan permohonan maaf dan salam saya pada Ibu”. Dan si utusanpun pulang tanpa membawa wanita berlalu dan suami yang berjihad belum juga pulang. Keesokan harinya datang kembali seorang utusan yang mengabarkan bahwa ibu wanita tersebut meninggal dunia. Betapa sedih perasaan wanita sholehah ini, air matanya berlinang mendengar kabar ibu yang dicintainya telah pergi untuk selama-lamanya, bahkan disaat terakhirnya dia tidak berada tersebut berkata “sekarang Ibumu telah tiada, datanglah untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum beliau akan dikebumikan hari ini”. Namun istri yang shalihal ini sambil mengangis tersedu menjawab “Bukannya saya tidak mencintai ibu saya, tapi saya memegang amanah suami saya untuk tidak keluar rumah hingga dia pulang dan memberi saya izin”.Dengan berat utusan tersebut pulang. Mungkin karena kesal dan heran dengan sikap wanita tersebut yang tidak mau datang walaupun ibunya sakit keras hingga meninggal dunia, si utusan pun akhirnya mengadukan permasalahan ini kepada Rasulullah nada sedikit kesal ia berkata kepada Nabi SAW “Wahai Rasulullah, wanita itu sangat keterlaluan, dari mulai ibunya sakit hingga meninggal dunia dia tidak mau datang untuk menemui ibunya”Rasulullah SAW bertanya “Kenapa dia tidak mau datang menemui ibunya?”“Wanita itu mengatakan bahwa dia t idak mendapat izin untuk keluar rumah sebelum suaminya pulang berjihad” Jawab utusan yang mengadu ke Rasulullah SAW Rasulullah SAW tersenyum, kemudian Beliau berkata “Dosa-dosa ibu wanita tersebut diampuni oleh Allah SWT karena dia mempunyai seorang puteri yang sangat taat terhadap suaminya”.Itulah kisah seorang istri yang sholehah yang patuh dan taat kepada suaminya yang pada akhirnya mampu mengantarkan ibunya ke surga karena dosa-dosa ibunya telah di ampuni oleh Allah SWT lantaran memiliki anak yang sholehah, taat kepada kalangan pesantren, kisah diatas sangat populer, karena kisah ini tertulis pada salah satu Kitab karya Syaikh Nawawi Al-Bantani yakni Kitab Uqudulujian, salah satu kitab terpopuler yang membahas tentang tata cara hidup berumah tangga secara SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 34 yang artinya; “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita, dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” QS. Al-Nisa’ 34.Dan juga Rasulullah SAW bersabda “Tidak boleh haram bagi wanita untuk berpuasa sementara suaminya ada di sisinya kecuali dengan izinnya. Istri juga tidak boleh memasukkan orang ke dalam rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Dan harta yang ia nafkahkan bukan dengan perintahnya, maka setengah pahalanya diberikan untuk suaminya.” HR. Al-Bukhari Ibnu Hibban meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila wanita menunaikan shalat lima waktu, puasa sebulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya; maka disampaikan kepadanya masuklah surga dari pintu mana saja yang kamu mau.” Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 660.Dari beberapa pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Ketaatan seorang istri kepada suami harus didahulukan daripada taat kepada orang tua dan/atau kepada saudara-saudara kandungnya. Di dalam kitab al-Inshaf 8/362, “Seorang wanita tidak boleh mentaati kedua orang tuanya untuk berpisah dengan suaminya, tidak pula mengunjunginya dan semisalnya. Bahkan ketaatan kepada suaminya lebih wajib.”sumber
- ሳутесн вαрիպθኄ звоኯուчοዊе
- ቀ щеμንснацюσ
- Срущևγኆпοш ը ζоγօሓи
- Էчыጦቆፈащи բоν ахխпсሢклиւ мጳценեд
- Эነитυፐω пուጩօц ςяዖ
Marisama2 kita berdoa buat para isteri untuk menjadi salah seorang isteri yang solehah.. Ya Allah..Kau ampunilah dosaku yang telah ku lakukan,Kau limpahkanlah aku dengan kesabaran yang tiada terbatas,Kau berikanlah aku kekuatan mental,Kau kurniakanlah aku dengan sifat keredhaan,Kau peliharalah lidahku dari kata-kata nista,Kau kuatkanlah semangatku menempuhi segala cabaran-Mu,Kau berikanlah
ABSTRAK Dalam surat An-Nisa' wanita banyak dibicarakan hal-hal yang berkaitan dengan wanita, di antaranya adalah konsep wanita shalihah. Hal ini menunjukkan bahwa Al Qur'an juga memperhatikan atau bisa dikatakan mengakui kedudukan wanita dalam kehidupan ini bahkan memperkuat jati dirinya dengan memberikan aturan-aturan yang khas baginya sesuai dengan kodratnya. Dengan konsep tersebut para wanita diharapkan dapat mengikutinya sehingga dapat mencapai derajat shalihah. Realitas dalam kehidupan pada zaman saat ini masih menunjukkan bahwa tidak semua wanita dikatakan shalihah yaitu wanita yang dapat menjadi idaman suami sepanjang masa, oleh karena itu untuk menyebut seorang wanita itu shalihah diperlukan beberapa kriteria yang akan penulis kaji dalam artikel ini, dan beberapa kriteria tersebut adalah .Ketaatan kepada suami selama dalam kema'rufan, tidak keluar rumah tanpa izin dari suaminya, tidak melakukan kegiatan yang dibenci suaminya, membantu suami dan senantiasa mengingatkannya untuk selalu ber-birrul walidain, khususnya kepada ibunya, tidak menyebarkan rahasianya, membantu dan menyemangati suami untuk melakukan ketaatan, selalu menyemangati suami dan mendorongnya untuk berinfaq di jalan Allah. KATA KUNCI Istri Sholehah, Islam PENDAHULUAN Allah SWT. menciptakan manusia berpasang-pasangan, secara naluri kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan keduanya saling membutuhkan. Naluri saling membutuhkan itu merupakan hal yang wajar dan harus didukung oleh keluarganya agar mereka mampu membangun rumah tangga sesuai dengan Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 ISTRI IDAMAN SEPANJANG MASA Istri Sholihah Hosiri Emil erybox ABSTRAK Dalam surat An-Nisa’ wanita banyak dibicarakan hal-hal yang berkaitan dengan wanita, di antaranya adalah konsep wanita shalihah. Hal ini menunjukkan bahwa Al Qur’an juga memperhatikan atau bisa dikatakan mengakui kedudukan wanita dalam kehidupan ini bahkan memperkuat jati dirinya dengan memberikan aturan-aturan yang khas baginya sesuai dengan kodratnya. Dengan konsep tersebut para wanita diharapkan dapat mengikutinya sehingga dapat mencapai derajat shalihah. Realitas dalam kehidupan pada zaman saat ini masih menunjukkan bahwa tidak semua wanita dikatakan shalihah yaitu wanita yang dapat menjadi idaman suami sepanjang masa, oleh karena itu untuk menyebut seorang wanita itu shalihah diperlukan beberapa kriteria yang akan penulis kaji dalam artikel ini, dan beberapa kriteria tersebut adalah .Ketaatan kepada suami selama dalam kema’rufan, tidak keluar rumah tanpa izin dari suaminya, tidak melakukan kegiatan yang dibenci suaminya, membantu suami dan senantiasa mengingatkannya untuk selalu ber-birrul walidain, khususnya kepada ibunya, tidak menyebarkan rahasianya, membantu dan menyemangati suami untuk melakukan ketaatan, selalu menyemangati suami dan mendorongnya untuk berinfaq di jalan Allah. KATA KUNCI Istri Sholehah, Islam PENDAHULUAN Allah SWT. menciptakan manusia berpasang-pasangan, secara naluri kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan keduanya saling membutuhkan. Naluri saling membutuhkan itu merupakan hal yang wajar dan harus didukung oleh keluarganya agar mereka mampu membangun rumah tangga sesuai dengan 2 petunjuk-petunjuk syari’at agama keluarga baru telah dibangun, yang mana itu ditandai dengan adanya pernikahan terjadinya ijab Kabul maka serta merta peran sebagai suami dan istri telah dimulai. Seorang istri harus memposisikan diri sebagai seorang istri dari suaminya yang memiliki hak dan juga kewajiban, begitupun sebaliknya. Jika keduanya menyadari posisi dan peran masing-masing maka rumah tangga akan berjalan Islam sendiri telah dijelaskan bahwa seorang istri didalam keluarga atau rumah tangganya memiliki hak dan juga kewajiban. Adapun hak-hak dari seorang istri antara lain seperti mahar, nafkah, keadilan dalam poligami dan lain lain, dan mengenai kewajiban dari seorang istri antara lain seperti taat dan patuh pada suaminya, menutup aurat dan lain lain. Mengenai hak dan juga kewajiban tersebut telah diterangkan dalam al-Qur’an. PEMBAHASAN Agama Islam telah memberikan aturan-aturan yang berkenaan dengan diri wanita. bahkan dalam Al Qur’an ada surat yang khusus dinamakan An Nisa’ artinya wanita. Dalam surat tersebut banyak dibicarakan hal-hal yang berkaitan dengan wanita, di antaranya adalah konsep wanita shalihah. Hal ini menunjukkan bahwa Al Qur’an juga memperhatikan atau bisa dikatakan mengakui kedudukan wanita dalam kehidupan ini bahkan memperkuat jati dirinya dengan memberikan aturan-aturan yang khas baginya sesuai dengan kodratnya. Dengan konsep Lanjah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an , Badan Litbang Dan Diklat, Kementrian Agama RI, Kedudukan Dan Peran Perempuan, Jakarta Aku Bisa, Cet. II, 2012, 138 Ibid., hlm. 139 3 tersebut para wanita diharapkan dapat mengikutinya sehingga dapat mencapai derajat shalihah. Realitas dalam kehidupan pada zaman saat ini masih menunjukkan bahwa tidak semua wanita dikatakan shalihah, oleh karena itu untuk menyebut seorang wanita itu shalihah diperlukan beberapa kriteria. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat An Nisa’ ayat 34 Artinya Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. Q. S. An Nisa’ 34.Di antara tanda-tanda kesalehan itu ialah tunduk dan taat kepada Allah dalam menjalankan segala perintah-Nya, menjalankan hak-hak dan kepemimpinan rumah tangga. Di antaranya ialah patuh terhadap kepemimpinan suami yang memang telah diciptakan untuknya, dalam memelihara rahasia suami istri dan rumah tangga yang tidak boleh diketahui oleh siapapun selain mereka berdua. Terhadap istri-istri semacam ini suami tidak perlu mendidik mereka. Adapun wanita yang tidak shalihah durhaka ialah mereka yang berusaha meninggalkan hak bersuami istri, sombong dan mendurhakai pusat kepemimpinan, bahkan melanggar tuntutan fitrah mereka, yang akibatnya membawa kehancuran kehidupan bersuami istri. Terhadap wanita atau istri semacam ini ayat ini memberikan jalan untuk memperbaikinya yaitu diserahkan pada suami untuk diberikan bimbingan dan pimpinan. Suami hendaknya Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya Pustaka Agung Harapan, 2006, hlm 104 4 mengatasi istrinya dengan berbagai macam cara, seperti memberikan peringatan, memisahkan diri dari tempat tidur, atau kalau perlu memukul. Namun perlu diketahui bahwa tingkatan cara ini perlu disesuaikan dengan jenis wanitanya. Dalam ayat 34 surat An Nisa’ telah disebutkan bahwa sifat-sifat wanita shalihah adalah qanitat dan hafidzat lil ghaib. Untuk lebih jelasnya, penulis akan memaparkan sifat-sifat tersebut dalam uraian berikut. 1. Qanitat Kata “qanitat” merupakan bentuk jama’ mu’annats dari lafadz “qanit” yang berarti “yang merendahkan diri kepada Allah”, “yang taat”, “yang tunduk”. Ayat 34 surat An Nisa’ memuat peraturan hidup bersuami istri, sehingga kata “qanitat” yang ada di dalamnya banyak diartikan taat kepada suami. Taat artinya menurut perintah yang benar dan baik serta tidak berlawanan dengan perintah agama. Tidak dinamakan taat kalau menurut perintah yang tidak benar serta berlawanan dengan perintah agama. Taat kepada suami maksudnya mendahulukan segala perintahnya dari pada keperluan diri sendiri atau yang Hafidzat lil Ghaib “Hafidzat lil Ghaib” artinya wanita-wanita yang memelihara diri di belakang suaminya. Menurut penjelasan dalam tafsir Al Maraghi, “bima hafidzallah” berarti disebabkan Allah memerintahkan supaya memeliharanya, lalu mereka mentaati-Nya dan tidak mentaati hawa nafsu. Dalam ayat ini M. Thalib, Analisa wanita dalam Bimbingan Islam, Surabaya Al Ikhlas, 1996, hlm. 10 5 terdapat nasihat yang sangat agung dan penghalang bagi kaum wanita untuk menyebarkan rahasia-rahasia suami istri. Demikian pula kaum wanita wajib memelihara harta kaum lelaki dan hal-hal yang berhubungan dengan itu dari kehilangan. Yang sangat penting dipelihara oleh seorang perempuan ialah rahasianya yang terjadi dengan suaminya, yang tidak patut diketahui oleh orang lain. Sebagaimana si suami wajib memelihara rahasia itu maka istri pun demikian juga. Penjelasan tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah Artinya Dan ia wanita yang baik tidak mengingkari suaminya dengan sesuatu yang dibencinya dalam menjaga diri dan Kewajiban Seorang Istri Yang dimaksud dengan kewajiban adalah segala hal yang harus dilakukan seseorang kepada orang lain yang mana dalam hal ini adalah seorang istri yang memiliki kewajiban terhadap suaminya. Kewaiban dari seorang istri tidak lain adalah merupakan hak dari seorang yang menjadi kewajiban seorang istri terhadap suaminya antara lain adalah sebagai berikut 1. Menjadi istri yang sholihah 2. Menutup aurat 3. Menundukkan pandangan Imam Nasa’I, Sunan Nasa’I Juz V, Beirut Dar al Ma’rifah, 1993, hlm. 377 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqih Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta Kencana, 2006, hlm. 159 6 4. Tidak berbicara lembut pada laki-laki lain 5. Tetap berada dirumah B. Menjadi Istri Sholehah Dalam Surat Ali Imran ayat 14, Allah berfirman Artinya Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik surga.Ayat di atas menjelaskan bahwa salah satu perhiasan dunia adalah wanita, yakni para Istri yang setia bersama suaminya, istri yang menyenangkan bila suami memandangnya Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A’raf, 189 Artinya Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam telah mensifati istri yang solehah sebagai perhiasan terindah ini dengan beberapa kriteria. Ibid. Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, …, hlm 51 7 Bagaimanakah Kriteria istri yang sholihah menurut Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam? Rasulullah SAW. bersabda, . Artinya “Ada empat hal yang merupakan kebahagiaan; wanita shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih dan tunggangan kendaraan yang nyaman. Dan ada empat hal yang merupakan kesengsaraan; tetangga buruk, wanita buruk, tunggangan buruk, dan tempat tinggal yang sempit.” Riwayat Ibnu Hibban, dishahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah 282 Beberapa kriteria model istri sehingga menjadi Istri sholehah yang akan menjadikan dunia penuh dengan keindahan, karena memang seorang istri sholehah ibarat perhiasan terindah dan merupakan istri idaman suami sepanjang masa, beberapa kriteria tersebut adalah 1. Ketaatan kepada suami selama dalam kema’rufan Taat dan patuh disini memiliki arti bahwa seorang istri hendaknya mengukti apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh suami selama suruhan dan larangannya tidak bertentangan dengan syari’at Agama Islam. Ketaatan seorang istri terhadap suami akan menjadikan suami selalu sayang dan cinta kepadanya serta dapat mengangkat derajatnya sebagai seorang istri dimata suaminya. Sebagaimana telah di paparkan oleh Eko Ary Widodo dalam artikelnya “Kontribusi pekerja perempuan pesisir sector rumput laut di Ibid., Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia…,hlm. 162 8 Bluto Kabupaten Sumenep” bahwa kontribusi perempuan istri dalam keluarga sangatlah besar dan tidak hanya terfokus pada apa yang dilakukan istri untuk membantu suami melainkan juga curahan waktu yang di berikan istri dalam keluarganya. Semua yang dilakukan oleh istri baik untuk suami maupun untuk keluarganya tersebut merupakan bentuk ketaatan seorang istri terhadap suami. Rumah tangga itu memiliki misi yang mulia, salah satunya adalah mempersiapkan generasi. Sebuah misi besar yang tidak mungkin dicapai kecuali dengan proses yang terencana. Itulah mengapa kehidupan berumah tangga mengisyaratkan adanya bentuk institusi dalam mengelolanya, ada pemimpin dan ada juga yang dipimpin. Yang dipimpin hendaknya harus patuh pada yang memimpin, yang dipimpin dalam rumah tangga adalah seorang istri dan yang memimpin adalah seorang suami. Jadi seorang istri harus patuh pada suaminya selaku pemimpin dalam rumah tangga. Parameter kepatuhan seorang istri pada suaminya adalah jika perasaan suami telah ridha terhadap Seorang istri wajib untuk patuh kepada perintah suaminya apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut a. Perintah yang dikeluarkan suami termasuk hal-hal yang ada hubungannya dengan kehidupan rumah tangga. Eko Ariwidodo, Kontribusi pekerja perempuan pesisir sector rumput laut di Bluto Kabupaten Sumenep, Nuansa, Vol. 13 No. 2 Juli – Desember 2016, hal. 347-348 Cahyadi Takariawan, Keakhwatan 1, Surakarta Adicitra Intermedia, Cet . II, 2011, hlm. 207 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perawinan Islam, Yogyakarta UII Press, Cet. XIII, 2014, hlm. 62 9 b. Perintah yang dikeluarkan harus dejalan dengan ketentuan syari’at Agama Islam. Apabila suami memerintahkan istri untuk menjalankan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan syari’at, perintah itu tidak boleh ditaati c. Suami memenuhi kewajiban yang menjadi hak dari istri baik bersifat kebendaan maupun yang bersifat bukan kebendaan. 2. Tidak keluar rumah tanpa izin dari suaminya Ketika seorang istri hendak keluar rumah, maka ia harus mendapatkan izin dari suaminya, karena kerelaan suami dalam hal ini sangat diperhatikan, namun yang dimaksud izin dari suami tentunya tidak bermakna teknis bahwasannya setiap kali keluar rumah seorang istri harus menunggu izin dari suaminya lebih dulu. Izin dalam hal ini dimaknai sebagai hal prinsip, yaitu suami dan juga istri bisa saling menyepakati bersama dalam kondisi seperti apa dan dengan maksud apa seorang istri bisa keluar rumah. Dengan kesepakatan ini seorang istri telah mendapatkan izin dari suaminya untuk keluar rumah dalam urusan-urusan yang memang mengharuskannya keluar rumah. namun perlu digaris bawahi, bahwasannya ada yang perlu dijauhi seorang istri, yaitu kelua rumah untuk tujuan yang tidak jelas, iseng atau bahkan untuk suatu aktifitas yag bisa dikategorikan sebagai Takariawan, Keakhwatan 1, Surakarta Adicitra Intermedia, Cet . II, 2011, hlm. 204-205 10 3. Tidak melakukan kegiatan yang dibenci suaminya Seorang istri yang solehah hendaknya harus selalu memelihara kehormatan dirinya, baik disaat suaminya ada disampingnya ataupun tidak. Karena ka seorang suami tidak tahu apa yang seorang stri lakuukan dibelakang suaminya maka Allah selalu mengetahui apa yang seorang istri lakukan karena Allah tidak pernah tidur. Rumah merupakan tempat dimana seorang suami dan istri melakukan aktifitas khusus yang mana aktifitas itu tidak mungkin dapat dilakukan ditempat lain. Itulah sebabnya mengapa Islam sangat menghargai dan menghormati tempat itu. Rumah itu ibarat aurat bagi pasangan suami istri, karena rumah adalah tempat privasi kehidupan suami istri yang harus dijaga kehormatannya dan dilindungi agar tidak menjaga kehormatan tersebut agar tidak ternoda maka hendaknya seorang istri senantiasa melakukan hal-hal yang disenangi oleh suaminya dan juga tidak memasukkan seorang laki-laki yang bkan mahromnya kedalam rumah tanpa izin dari suaminya. 4. Membantu suami dan senantiasa mengingatkannya untuk selalu ber-birrul walidain, khususnya kepada ibunya. Seorang istri yang sholehah, yaitu seorang istri yang terus membantu suaminya untuk terus berbuat baik kepada orang tuanya, khususnya kepada ibunya. Ini merupakan salah satu bentuk ketaatan istri Ibid., Cahyadi Takariawan, Keakhwatan 1…, hlm. 201 Abdul Aziz Mhammad Azzam dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas, al-Usrotu Wa Ahkamuha Fi Tasyri’I al-Islam, Ter. Abdul Majid Khon, Fiqh Munakahat, Jakarta Amzah, 2014, hlm. 225 11 kepada suaminya. Seorang istri cerdas yang sholehah sangat paham, bahwa seseorang yang paling berhak untuk berihsan kepadanya yaitu sang ibu. Maka ia akan selalu cekatan dan tangkas, membantu suaminya untuk melakukannya tidak ada kecemburuan sama sekali untuk melarangnya. Jika ia dapat melakukannya, niscaya rasa cinta dan sayang selalu tumbuh dan berkembang di hati suami untuk sang istri. 5. Tidak menyebarkan rahasianya. Istri yang shalehah tidak akan pernah menceritakan atau membeberkan keburukan atau kekurangan suami karena itu merupakan aib suami. Istri shalehah juga tidak akan pernah menceritakan perihal hubungan intim mereka kepada orang lain. Sebagaimana dalam sebuah hadist diceritakan sebagai berikut Asma binti Yazid RA menceritakan bahwasanya ia pernah berada di sisi Rasulullah SAW ketika kaum lelaki dan wanita juga sedang duduk. Rasulullah SAW kemudian bertanya; “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya saat berhubungan intim, dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka semua orang yang ada di sana diam, tidak menjawab. Kemudian Asma binti Yazid RA menjawab; “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka para istri benar-benar melakukannya, demikian pula mereka para suami.” Rasulullah SAW pun bersabda “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” HR. Ahmad. Rasulullah SAW. juga bersabda yang artinya 12 “Orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari qiyamat, yaitu seseorang yang mendatangi istrinya, dan istrinya pun datang kepadanya, lalu ia menyebarkan rahasia apa yang telah terjadi diantara keduanya” Termasuk salah satu wasiat yang diberikan oleh orang-orang arab ketika anaknya hendak menikah yaitu wasiat dalam hal menjaga rahasia dalam rumah tangga. Mengingat wasiat ini sangat penting sekali, demi menjaga keutuhan rumah tangga. 6. Membantu dan menyemangati suami untuk melakukan ketaatan. Sifat lain yang harus dimiliki seorang istri sholehah sehingga ia dapat menjadi perhiasan terindah, yaitu ia senantiasa mengingatkan suaminya untuk melakukan berbagai macam ketaatan kepada Allah, menyemangatinya dan selalu memotivasinya, baik dalam hal-hal yang bersifat fardhu ataupun hal-hal yang bersifat sunnah. Ketika berada di rumah, terdengar lantunan adzan sayup-sayup, melihat suami yang sedang tidur karena lelahnya seharian bekerja, dengan kasih sayang ia bangunkan, dan ia semangati untuk pergi ke masjid berjama‟ah menggapai rahmatNya. Kasih sayangnya tidak malah menjerumuskannya dan membiarkannya tertidur sehingga berlalu waktu keemasaan berdua-duaan dengan Allah Sang Kekasih. Biduk rumah tangga harus dipenuhi dengan cinta dan menasehati karena Allah, hingga ia akan selamat di dunia dan akhirat. Betapa romantisnya, keduanya saling bersinergi untuk berlomba-lomba dalam ketaatan kepada Allah, dan saling menyemangati. 13 7. Selalu menyemangati suami dan mendorongnya untuk berinfaq di jalan Allah. Istri sholehah, adalah istri yang cerdas, istri yang dermawan. Istri yang sadar dan tahu bahwa harta yang dititipkan kepadanya melalui suaminya adalah semata-mata titipan dari Allah. Ia tidak rakus dan mengambilnya semua demi pemenuhan kebutuhan rumah tangga yang sifatnya hanya kebutuhan pelengkap. Ia pandai mengatur harta suaminya, tidak boros, pandai berhemat sehingga ada yang ia sisihkan sebagian hartanya yang didermakan di jalan Allah. Harta yang akan menjadi ladang pahala buat keduanya. Suatu ketika Abu Ad Dahdah datang menemui istrinya, dan memberikan kabar bahwa kebun yang ia miliki sebagai tempat tinggal istri dan anak-anaknya dalam kebun terdapat rumahnya yg kecil telah diinfaqkan ke jalan Allah karena sifat tama‟nya; harapnya yaitu Allah akan gantikan dengan kebun di surga, apakah jawaban Ummu Ad Dahdah ?. jawaban seorang istri yang sholehah, penuh keyakinan, penuh kepatuhan dan ketundukan kepada Allah lalu kepada suaminya. “sungguh beruntung harta perniagaanmu wahai Abu Ad dahdah,sungguh beruntung”. Dalam pada itu, Rasulullah selalu berkata dan mengulang-ulangi “betapa banyak pohon dan ranting penuh dengan buah-buah kepunyaan Abu Ad Dahdah di surga” At Tabshirah, Ibnul Jauzy. Buletin Bulanan “Al-Husna”, Mar’ah Sholihah, Edisi I, May 2012, hlm. 6-9 14 KESIMPULAN Seorang wanita tidaklah cukup hanya menjadi wanita wanita sholihah, akan tetapi juga harus mampu menjadi istri idaman suami sepanjang masa yakni harus dapat menjadi istri yang sholihah. Dan beberapa kriteria model istri sehingga menjadi Istri sholehah yang akan menjadikan dunia penuh dengan keindahan, karena memang seorang istri sholehah ibarat perhiasan terindah dan merupakan istri idaman suami sepanjang masa, beberapa kriteria tersebut adalah 1. Ketaatan kepada suami selama dalam kema’rufan 2. Tidak keluar rumah tanpa izin dari suaminya 3. Tidak melakukan kegiatan yang dibenci suaminya 4. Membantu suami dan senantiasa mengingatkannya untuk selalu ber-birrul walidain, khususnya kepada ibunya. 5. Tidak menyebarkan rahasianya. 6. Membantu dan menyemangati suami untuk melakukan ketaatan. 7. Selalu menyemangati suami dan mendorongnya untuk berinfaq di jalan Allah. 15 DAFTAR PUSTAKA Lanjah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an , Badan Litbang Dan Diklat, Kementrian Agama RI, Kedudukan Dan Peran Perempuan, Jakarta Aku Bisa, Cet. II, 2012. Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya Pustaka Agung Harapan, 2006. Thalib M., Analisa wanita dalam Bimbingan Islam, Surabaya Al Ikhlas, 1996. Nasa’I Imam, Nasa’I Sunan Juz V, Beirut Dar al Ma’rifah, 1993. Syarifuddin Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqih Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta Kencana, 2006. Ariwidodo, Eko, Kontribusi pekerja perempuan pesisir sector rumput laut di Bluto Kabupaten Sumenep, Nuansa, Vol. 13 No. 2 Juli – Desember 2016. Takariawan Cahyadi, Keakhwatan 1, Surakarta Adicitra Intermedia, Cet . II, 2011. Azhar Basyir Ahmad, Hukum Perawinan Islam, Yogyakarta UII Press, Cet. XIII, 2014. Aziz Mhammad Azzam Abdul dan Wahab Sayyed Hawwas Abdul, al-Usrotu Wa Ahkamuha Fi Tasyri’I al-Islam, Ter. Abdul Majid Khon, Fiqh Munakahat, Jakarta Amzah, 2014. Buletin Bulanan “Al-Husna”, Mar’ah Sholihah, Edisi I, May 2012. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Imam, Nasa'I Sunan Juz VM ThalibAnalisa Wanita Dalam BimbinganIslamThalib M., Analisa wanita dalam Bimbingan Islam, Surabaya Al Ikhlas, 1996. Nasa'I Imam, Nasa'I Sunan Juz V, Beirut Dar al Ma'rifah, KabupatenSumenepBluto Kabupaten Sumenep, Nuansa, Vol. 13 No. 2 Juli-Desember 2016. Takariawan Cahyadi, Keakhwatan 1, Surakarta Adicitra Intermedia, Cet. II, Perawinan Azhar Basyir AhmadIslamAzhar Basyir Ahmad, Hukum Perawinan Islam, Yogyakarta UII Press, Cet. XIII, 2014. Aziz Mhammad Azzam Abdul dan Wahab Sayyed Hawwas Abdul, al-Usrotu Wa Ahkamuha Fi Tasyri'I al-Islam, Ter. Abdul Majid Khon, Fiqh Munakahat, Jakarta Amzah, 2014. Buletin Bulanan "Al-Husna", Mar'ah Sholihah, Edisi I, May Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqih Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta Kencana, 2006. Ariwidodo, Eko, Kontribusi pekerja perempuan pesisir sector rumput laut diSyarifuddin AmirSyarifuddin Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqih Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta Kencana, 2006. Ariwidodo, Eko, Kontribusi pekerja perempuan pesisir sector rumput laut diAriwidodo, Eko, Kontribusi pekerja perempuan pesisir sector rumput laut diM ThalibAnalisa Wanita Dalam BimbinganIslamThalib M., Analisa wanita dalam Bimbingan Islam, Surabaya Al Ikhlas, 1996. Nasa'I Imam, Nasa'I Sunan Juz V, Beirut Dar al Ma'rifah, 1993. Syarifuddin Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqih Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta Kencana, 2006. Ariwidodo, Eko, Kontribusi pekerja perempuan pesisir sector rumput laut di Bluto Kabupaten Sumenep, Nuansa, Vol. 13 No. 2 Juli -Desember 2016. Takariawan Cahyadi, Keakhwatan 1, Surakarta Adicitra Intermedia, Cet. II, BasyirAzhar Basyir Ahmad, Hukum Perawinan Islam, Yogyakarta UII Press, Cet. XIII, 2014.
Inikerana sebelum ini Zaid begitu lantang menentang pelaksanaan hukum itu dan sanggup membawanya ke mahkamah tetapi kini Zaid begitu baik dengan Pas 894 Aufrufe Mengisahkan tentang sepasang , suami istri , , , isteri , nya selalu merungut kerana kehidupan yg serba kurang Setia ke liang lahad 4 brkahwin kerana Allah Saya just copy paste jer kat
Tiada ada perhiasan yang paling indah di muka bumi ini, kecuali istri yang shalehah. Perkataan ini bukanlah sekedar kutipan dari lagu semata melainkan memang benar adanya. Di mana dalam Al-Qur’an sendiri dijelaskan banyak hal mengenai kemuliaan seorang istri yang shalehah, yang merupakan idaman seluruh lelaki yang beriman di muka bumi SWT berfirman dalam Al-Qur’anul Karim, yang artinyal“Wanita istri shalehah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” An-Nisa 34.Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa istri yang shalehah ialah istri yang taat kepada suami dikarenakan Allah SWT. Namun, apakah hanya itu yang membuat seorang istri dinyatakan sebagai seorang istri yang shalehah?Maka, berikut ini akan dijelaskan mengenai ciri-ciri istri yang shalehah baik menurut Al-Qur’an maupun hadist, yakniTaat dan Bertaqwa kepada Allah SWTNabi Muhammad SAW bersabda yang artinya;“Wanita dinikahi karena empat hal yakni karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung.” HR. Bukhari.Berdasarkan hadist tersebut, jelas bahwa yang diutamakan ialah seorang wanita yang taat beragama untuk dijadikan sebagai istri. Karena wanita yang taat beragama, ia patuh dan tunduk kepada Allah Sang Khaliq dan bertaqwa kepadanya. Insya Allah, tiada wanita yang bertaqwa kepada Allah akan berlaku khianat kepada suaminya kelak karena wanita yang taat dan bertaqwa kepada Allah sadar akan hak dan kewajibannya sebagai seorang membaca AL-Qur’an MengajiSangat diutamakan bagi seorang wanita untuk bisa mengaji atau membaca Al-Qur’an. Semakin baik lagi jika mampu menghafal ayat-ayat Allah tersebut. Tidak hanya itu, mengerti dan memahami serta mengamalkan apa-apa yang terkandung di dalam Al-Qur’an sangat baik untuk dilakukan karena Al-Qur’an sendiri merupakan tuntunan hidup yang langsung diberikan oleh Allah SWT kepada kita umat diri mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an kepada anak ketika seorang wanita sedang hamil juga sangat baik untuk dilakukan, yang insya Allah mampu membantu merangsang perkembangan otak janin. Karena itu, istri yang shalehah sangat diutamakan untuk bisa membaca Al-Qur’an.baca juga manfaat membaca al-quranBerperilaku terpuji akhlakul karimahSeorang istri yang shaleh tidak akan berbuat maksiat maupun lalai terhadap apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya. Senantiasa bersikap lemah lembut, bertutur kata yang baik dan terpuji, serta bersikap sopan dan santun terhadap sebabnya mengapa islam menganjurkan untuk memilih calon pendamping hidup sesuai syariat agama, karena wanita shalehah adalah sebaik-baiknya perhiasan di dunia. Terlebih untuk membangun rumah tangga dalam islam yang sakinah, mawadah rahasia maupun aib suamiIstri yang shalehah tidak akan pernah menceritakan atau membeberkan keburukan atau kekurangan suami karena itu merupakan aib suami. Istri shalehah juga tidak akan pernah menceritakan perihal hubungan intim mereka kepada orang lain. Sebagaimana dalam sebuah hadist diceritakan sebagai berikutAsma binti Yazid RA menceritakan bahwasanya ia pernah berada di sisi Rasulullah SAW ketiak kaum lelaki dan wanita juga sedang duduk. Rasulullah SAW kemudian bertanya;“Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya saat berhubungan intim, dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka semua orang yang ada di sana diam, tidak menjawab. Kemudian Asma binti Yazid RA menjawab; “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka para istri benar-benar melakukannya, demikian pula mereka para suami.” Rasulullah SAW pun bersabda “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” HR. Ahmad.Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnyaRasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.”HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287.Melayani suami dengan baikTugas seorang istri ialah melayani suami berkhidmat kepada suami seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya, termasuk melayani kebutuhan biologis suami. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya;“Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, tapi istrinya tidak mau melayaninya, lalu suami tidur dalam keadaan marah. Maka Malaikat melaknat istrinya hingga datang waktu pagi subuh.”Puteri Nabi Muhammad SAW, yakni Sayyidah Fathimah binti Muhammad SAW, dengan suaminya Ali bin Abi Thalib. Fathimah sangat patuh terhadap suami. Bahkan kedua tangan beliau sampai lecet-lecet karena menggiling gandum. Kemudian ketika beliau datang ke tempat Ayahandanya, ingin meminta seorang pembantu, sang Ayah pun memberikan nasihat berupa;“Maukah aku tunjukkan kepada kalian berdua apa yang lebih baik daripada seorang pembantu? Apabila kalian ingin mendatangi tempat tidur kalian atau ingin berbaring bacalah Allaahuakbar 34 kali, Subhanallah 33 kali, dan Alhamdulillah 33 kali. Ini lebih baik daripada seorang pembantu.” HR. Bukhari.Melayani suami dengan baik termasuk kedalam kewajiban istri terhadap suami, oleh karenanya apa saja yang istri lakukan untuk suami, untuk kebahagian dan kepuasan suami merupakan ladang pahala bagi sang pemarahDalam kehidupan berumah tangga selalu ada suka dan dukanya. Bahkan tak jarang kesalahan kecil bisa memicu perdebatan antar suami istri. Demi mencegah hal demikian, salah satu ciri daripada istri shalehah ialah tidak mudah marah, terutama atas perbuatan salah yang mungkin sengaja maupun tidak sengaja dilakukan oleh suami. Sebab manusia memang tidak ada yang sempurna, pasti ada saja perbuatan salah yang istri hendaknya tidak mudah terpancing emosi serta tidak menghakimi suami atas kesalahan yang dibuatnya. Istri shalehah akan berutur kata lembut dan memaafkan perbuatan salah suami, kemudian memberitahukannya dengan baik-baik bahwa perbuatan suami itu adalah salah sehingga suami bisa mawas diri dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Dengan demikian, perselisihan pun bisa dan mempercantik diri untuk suamiSungguh keliru jika seorang wanita berpikir bahwa ia hanya perlu bersolek atau mempercantik diri dihadapan orang lain, sementara dihadapan suami hanya berpenampilan seadanya; bahkan ada yang berpikir tidak perlu merias diri jika dihadapan suami sendiri. Padahal, justru dihadapan suamilah seharusnya seorang istri membaguskan penampilannya karena memang suami adalah mahramnya dan halal untuk melihat jika dihadapan khalayak ramai, seorang wanita diwajibkan untuk menutupi auratnya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya;“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalehah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” HR. Abu Dawud.Bersegera ketika melayani suamiAdalah wajib bagi istri untuk memenuhi kebutuhan biologis atau hasrat suami ketika diminta, terkecuali dalam keadaan atau alasan tertentu yang tidak memungkinkan untuk istri memenuhinya sesuai syar’i. Maka, seorang istri yang shalehah akan bersegera untuk memenuhi permintaan suami tersebut, sebab ia tahu bahwa sesuai dengan hadist Rasulullah SAW yang artinya;“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak enggan melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” HR. Muslim.Menjaga harga diri dan kehormatan dengan sebaik-baiknyaIstri yang shalehah pasti menjaga diri dan kehormatannya dengan baik terutama ketika ia tidak sedang bersama suaminya. Kesalahan besar bagi seorang istri yang berhubungan intim kecuali dengan suaminya karena zina merupakan dosa besar yang dilaknat Allah SWT, sebagaimana firman-Nya yang artinya;“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” QS. Al-Israa’ 32.“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al-Mumtahanah 12.“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” QS. An-Nuur 2-3.Kemudian juga diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda yang artinya; “Tiga jenis orang yang Allah tidak mengajak berbicara pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih Orang yang berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang sombong.” HR Muslim.Diriwayatkan dari Al-Miqdad bin Al-Aswad RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabatnya;“Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya maka ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada ia berzina dengan isteri tetangganya.” HR. Bukhari.Perhatian kepada suamiTidak hanya perempuan yang ingin selalu diperhatikan, tetapi lelaki pun juga sama. Sebagai seorang istri, maka istri yang shalehah tidak akan egois menempatkan dirinya saja yang ingin selalu dimanja oleh suami, melainkan ia sadar bahwa suami pun perlu untuk selalu diperhatikan dan diperlakukan dengan baik. Perhatian bisa ditunjukkan dengan cara istri selalu sigap memenuhi kebutuhan suami, bahkan hanya dengan sebuah senyuman ketika menyambut suami pulang bekerja pun sudah termasuk perhatian bersyukur terhadapa kebaikan suamiApapun yang diberikan suami, asalkan itu halal adanya, maka seorang istri harus pandai bersyukur atas apa-apa yang telah diberikan kepadanya. Istri yang shalehah tidak akan mengabaikan kebaikan yang diberikan SAW bersabda yang artinya;“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri tidak mensyukuri kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka istri setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu yang tidak berkenan baginya niscaya dia berkata “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” HR. Bukhari.Menyenangkan hati suamiSebagai istri, tiada yang lebih baik dibandingkan melihat suami yang tersenyum ikhlas dan senang melihat kita. Oleh sebab itu, penting bagi seorang istri untuk selalu berusaha menyenangkan hati suami, karena ini juga merupakan salah satu ciri istri yang hati suamiRasulullah SAW bersabda yang artinya;”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah SWT, maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya, selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya, ketika suaminya pergi.” HR. Ibnu Majah.Memiliki sifat amanah dapat dipercayaRasulullah SAW bersabda yang artinya;”Ada tiga macam keberuntungan bagi seorang lelaki, yaitu pertama, mempunyai istri yang shalehah, kalau kamu lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah dapat dipercaya serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu.” HR. Hakim.Dapat memberikan ketenanganAllah SWT berfirman yang artinya;”Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” QS. Ar-Rum 21.Di sinilah diperlukannya sifat saling terbuka serta selalu menempatkan diri sebagai seorang yang bisa diandalkan sekaligus bisa menjadi tempat sandaran bagi suami, baik dalam suka maupun duka dalam menjalani kehidupan berumah keluar rumah tanpa seizin suamiTidak dibenarkan kepada seorang istri keluar dari rumahnya kecuali atas izin suami dan dengan tujuan yang jelas serta untuk kebaikan. Maka, janganlah ketika menjadi seorang istri justru pergi keluyuran keluar rumah terlebih ketika suami tidak ada hanya untuk mengobrol dengan tetangga yang ujung-ujungnya bisa berubah menjadi mengghibah bahkan yang shalehah tahu dan sadar akan kewajibannya untuk menjaga diri sehingga ia tidak akan pergi dari rumah jika tidak memiliki keperluan dan tanpa izin suami. Allah SWT berfirman yang artinya;“Maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. QS. An-Nisaa 34.Tidak pencemburuCemburu dimulai dari rasa curiga karena tingkat kepercayaan yang sedikit. Seorang istri terkadang merasa khawatir tentang apa yang dilakukan oleh suaminya ketika suami sedang bekerja atau ketika mereka tidak bersama. Maka, istri yang shalehah akan meminta kepada Allah SWT agar suaminya selalu dalam lindungan-Nya serta dijauhkan dari hal-hal yang buruk dan membuat shalehah tidak akan mencurigai suami ini itu bahkan sampai menuduhnya, yang akhirnya akan berujung pada pertikaian yang sebenarnya tidak malasTidak ada istri shalehah yang bersifat pemalas, baik dalam urusan rumah tangga maupun urusan pribadinya sendiri. Sebagai seorang istri, ia sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sehingga tidak akan bermalas-malasan sedangkan ia tahu bahwa suami bekerja untuk memenuhi nafkah yang shalehah rajin melakukan pekerjaan apapun, tidak terkecuali soal mengurus rumah seperti mencuci piring atau mengepel. Semua itu ia lakukan semata-mata untuk mendapat ridha Allah SWT, serta untuk menyenangkan suami. Istri yang rajin, pasti akan disayang suami menyibukkan diri sendiri saat bersama suamiTerutama ketika di rumah, istri sholehah tidak akan membuat atau mengerjakan pekerjaan yang menjadikan dirinya nampak sibuk ketika bersama suami. Akibatnya, suami tidak dapat bermanja-manja dengannya. Termasuk dalam hal ini ialah mengerjakan ibadah-ibadah sunnah SAW bersabda yang artinya;“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa sunnah sementara suaminya ada tidak sedang bepergian kecuali dengan izinnya.” HR. Bukhari.Menjaga kehormatan dan harta suamiIstri yang shalehah senantiasa menjaga kehormatan dan kebaikan rumah tangganya baik saat suami ada maupun sedang bepergian. Istri yang shaleh juga tidak akan tamak dengan menghambur-hamburkan harta pemberian suami, melainkan menjaganya dengan baik, serta dibelanjakan dengan cara yang baik membantah ucapan suamiSeorang istri tidak benar apabila membantah perkataan suaminya, terkecuali jika yang dikatakan suami adalah salah. Meski salah pun, sebagai istri harus berbicara dan menasihati dengan lemah lembut agar tidak terjadi kesalahpahaman yang tidak perlu. Di sinilah pentingnya manajemen emosi dan pria kadang cenderung lebih tempramen sebab lebih banyak mengandalkan logika dibandingkan perasaan terutama ketika sedang terlibat perbedaan pendapat dengan istri, perempuan justru sebaliknya, lebih mempertimbangkan perasaan dibandingkan kenyataannya. Sehingga, diharapakan seorang istri mampu menenangkan suaminya apabila ia sedang marah dan tidak membantah atau shalehah ialah istri yang cerdas, bukan sekedar pintar. Sebab, cerdas berarti seorang istri memiliki intelegensi yang baik dan berbanding lurus dengan kecerdasan emosional. Istri yang cerdas inilah yang menjadi dambaan daripada setiap pria. Sebab, dari istri shalehah yang cerdaslah mampu dihasilkan keturunan yang cerdas pula. Karena wanita yang cerdas, insya Allah dapat memberikan pendidikan dan menjadi panutan yang baik bagi anak-anak melimpahkan tanggung jawab pada suamiIstri yang shalehah telah mengetahui apa-apa saja yang menjadi tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri terhadapa suami. Termasuk dalam kewajiban istri ialah memenuhi segala kebutuhan suami seperti menyediakan makan dan merawat anak. Jangan sampai pekerjaan tersebut justru dilimpahkan kepada suami, sampai ada sebutan suami rumah shalehah tidak akan pernah membiarkan suaminya mengerjakan pekerjaan rumah yang memang sewajarnya adalah tugas istri. Ini juga agar tidak membebani suami yang telah memiliki kewajibannya sendiri yakni untuk menafkahi mengizinkan sembarang orang masuk ke dalam rumahIstri yang shalehah tidak akan pernah sembarangan mengizinkan orang lain masuk ke dalam rumah, apalagi orang asing dan berlawanan jenis yang bukan mahramnya. Hendaknya meminta izin kepada suami, terutama ketika suami sedang tidak berada di ini semata-mata untuk menghindari terjadinya fitnah maupun hal-hal yang tidak diinginkan. Serta untuk menjaga harga diri dan kehormatan istri sendiri. Singkatnya, demi kebaikan istri dan keluarga mertua maupun keluarga suamiMertua ialah ibu dari suami, yang dengan kata lain sebagaimanapun jadinya, seorang suami tetaplah seorang anak yang harus berbakti kepada ibunya sama saja halnya dengan istri yang sekalipun tanggung jawabnya telah ada pada suami, ia tetap harus berbakti kepada orang tuanya. Namun bedanya tanggung jawab suami sebagai anak tetap sama sekalipun ia telah memiliki istri. Oleh sebab itu, istri yang shalehah tidak akan pernah merasa cemburu jika suaminya banyak memerhatikan ibunya, justru istri shalehah akan bangga karena suaminya sangat berbakti kepada shalehah juga tidak akan berkeras hati maupun emosi terhadapa ibu mertua yang terkadang ada yang memiliki sikap tidak mengenakkan misalnya suka mengatur ini itu. Istri shalehah akan mengalah namun tetap bersikap baik serta berusaha mengambil hati sang Ibu meminta maafSebagai manusia yang tidak pernah luput dari salah dan khilaf, seorang istri yang shalehah sekalipun pasti tidak akan luput dari dosa. Maka, ketika merasa telah melakukan hal yang salah, bersegeralah meminta maad kepada suami dan tidak pernah SAW bersabda yang artinya;“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang wanita-wanita kalian penduduk surga? Yaitu wanita yang penyayang kepada suaminya, yang subur, yang selalu memberikan manfaat kepada suaminya, yang jika suaminya marah maka iapun mendatangi suaminya lantas meletakkan tangannya di tangan suaminya seraya berkata; “Aku tidak bisa tenteram tidur hingga engkau ridho kepadaku.“ Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Sahihah no 287.Bersedia diajak shalat malamNabi Besar Muhammad SAW bersabda yang artinya;“Apabila seorang lelaki suami membangunkan istrinya di waktu malam hingga keduanya mengerjakan shalat atau shalat dua rakaat semuanya, maka keduanya dicatat termasuk golongan laki-laki dan perempuan yang berzikir.” HR. Abu Dawud.Ibadah shalat malam merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat mulia. Maka, ketika seorang suami mengajak istrinya yang tengah terlelap tidur untuk bangun mengerjakan shalat sunnah di tengah malam, sesungguhnya wanita yang mendapat suami demikian adalah sangat beruntung. Istri yang baik pun tidak akan menolak ajakan suaminya tersebut bahkan sebaliknya, bila perlu istrilah yang mengajak suami untuk melakukan ibadah shalat malam tersebut yang artinya bersama-sama mengajak dalam Rasulullah SAW yang artinya;“Semoga Allah merahmati seorang lelaki suami yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan istrinya hingga istrinya pun shalat. Bila istrinya enggan, ia percikkan air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati seorang wanita istri yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan suaminya hingga suaminya pun shalat. Bila suaminya enggan, ia percikkan air ke wajahnya.” HR. Abu Dawud.Tidak menunjukkan wajah sedihIstri yang shalehah tidak akan menunjukkan raut wajah sedihnya dihadapan suami terlebih ketika suami sedang bergembira. Juga tidak akan berlaku sebaliknya yakni ketika suami sedang bersedih, istri justru menunjukkan wajah gembira. Senantiasa, istri yang shalehah tahu di mana dan bagaimana ia harus menempatkan diri dihadapan suaminya agar suami senang dan merasa lega, serta tidak membuat suami merasa terbebani. Karena istri yang shalehah akan berusaha memahami dan memaklumi sikap dan sifat tangan suamiMencium dan menyalami tangan suami ketika ia berangkat maupun kembali dari bekerja atau bepergian merupakan salah satu wujud dari sikap taat dan patuh terhadap meninggikan suara dihadapan suamiBeberapa orang mungkin ada yang terbiasa atau pada dasarnya memang memiliki suara yang cukup tinggi bahkan ketika berbicara pun ia akan terlihat seperti berteriak. Namun, itu bukan menjadi alasan untuk tidak bersikap lembut dihadapan suami. Sebab, istri yang shalehah akan berusaha sebisa mungkin bertutur kata yang lembut serta tidak meninggikan suaranya terutama dihadapan yang bersih dan wangi tidak hanya untuk menjaga kesehatan diri sendiri tetapi juga agar suami senantiasa tertarik dan senang ketika memandang dan berada dekat dengan istri. Maka, istri yang shalehah akan memerhatikan hal-hal kecil tersebut seperti wewangian apa yang kiranya suaminya sukai maka akan ia pakai agar suaminya senang. Istri shalehah tidak akan membiarkan suaminya sampai menghirup aroma yang tidak menyenangkan dari menceritakan tentang lelaki maupun wanita lainMenceritakan seseorang, terutama yang merupakan lawan jenis dihadapan suami sebaiknya tidak dilakukan. Terkecuali untuk mengambil hikmah dan kebaikan misalnya dari seorang tokoh agama maupun pemuka masyarakat yang adil bijaksana agar diri maupun suami bisa bersama-sama mengambil contoh yang dalam menceritakan kecantikan wanita-wanita lain yang sekalipun adalah teman sendiri karena ditakutkan suami justru akan terbayang-bayang akan sosok wanita yang diceritakan tersebut. Karenanya, istri shalehah harus bisa memilah dengan baik mana yang sebaiknya dibicarakan dengan suami mana yang terpenting dari ciri-ciri seorang istri shalehah ialah ia melakukan segala sesuatunya dengan ikhlas karena mengharap ridha Allah SWT semata; bukan berbuat baik dan taat pada suami karena ada bermanfaat…
Padahaljika istri hendak pergi ke warung pun, jika tanpa izin dari suami itu hukumnya dosa. Juga jika suami pulang kerja lalu sang istri menyiapkan pakaiannya dan makan minumnya itu dapat pahala. Apalagi jika istri mencium tangan suami sebelum berangkat kerja, lalu sering mendoakan suami. Allah menjamin wanita solehah itu masuk surga.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID vM2CpvudxeP9r4XnkhmllB_nrieT2axz6IYSaEYSsxEYkjhiLKfaKA==
Dalamkehidupan sebagai suami isteri adakalanya diuji dengan tidak keserasian antara satu sama lain dalam sesuatu perkara. Sebagai wanita solihah sentiasalah menjaga adab-adab dan kesopanan dalam berbicara dan juga setiap tingkah laku. Kehormatan suami sebagai pemimpin dalam keluarga harus dijunjung tinggi.
Ilustrasi Wanita Muslimah Muslim Obsession – Zainal, seorang pemuda yang berasal dari keluarga miskin. Dia berjibaku untuk mencari rezeki dari jadi tukang loper koran, sampai jadi kernet dan juga jadi tukang angkut telur dia lakukan. Akhirnya, Zainal bertemu dengan Murni. Seorang wanita sederhana sebagai seles di satu perusahan. Tak lama kemudian mereka pun menikah dan tinggal di pinggir rel kereta. Dua tahun pernikahan, mereka pun dikaruniai anak, tapi sayang anak tersebut cacat, Down Sindrom, Panji namanya. Murni pun berhenti kerja dan tidak akan menyia-nyiakan pemberian Tuhan agar bisa fokus dalam perawatan Panji saja. Zainal pun mencari pekerjaan yang layak di sebuah perusahan besar di Jakarta, dan dia berhasil. Kemudian karena loyalitas dan dedikasi serta kecakapan dan kecerdasan Zainal diangkat sebagai mandor pegawai. Namun lima tahun kemudian, Zainal berhasil menduduki posisi sebagai kepala bagian. Karena loyalitas dan kecerdasannya dalam mengambil keputusan, beberapa kali dia telah menyelamatkan perusahaan dari kerugian. Hanya dalam waktu tiga tahun, zainal sudah mencapai level direktur, dengan gaji hingga puluhan juta per bulan. Belum lagi bonus tahunan yang mencapai angka ratusan juta. Maka banyaklah gadis-gadis yang berusaha mendekati dirinya dari yang masih muda belia dan ada juga janda-janda muda. Namun Zainal bertahan dan dilakukan cuma sebatas Have Fun saja. Sehingga, tak urung pertahananya jebol juga karena teman-teman direksi membicarakan penampilan istri-istrinya yang luar biasa. Ditambah lagi, mereka punya simpanan wanita-wanita muda untuk kesenangan semata. Itu semua berbeda dengan istrinya Murni yang berjuang dan tanpa kenal lelah mengurus anaknya yang semata wayang dan penampilan Murni pun tidak kurang seperti pembantu dan baby sitter. Setelah dua tahun bergelut dengan pertempuran di batinnya, ditambah dengan semakin masifnya godaan wanita di lingkaran kehidupannya, akhirnya zainal merasa inilah saat terbaik baginya untuk mengakhiri pernikahannya yang sudah berjalan empat belas tahun. Zainal menyiapkan tabungan sebesar 500 juta dan membelikan sebuah rumah di pinggiran kota untuk isteri dan putera tunggalnya yang saat ini sudah berusia delapan tahun. Zainal merasa dirinya adalah suami yang bertanggung jawab karena telah menyediakan tempat tinggal dan uang tabungan dalam jumlah besar. Akhirnya hal ini dia ceritakan juga kepada murni, sang istri yang dinikahi sejak dia masih nol. Murni berkaca-kaca matanya dan berusaha untuk menahan tangisan. Semua barang dikemas. Murni pun resmi dicerai. Saat zainal mau melangkah ke mobil sebagai tanda perpisahan, Murni berkata ” Mas Jaga kesehatanmu dan jangan lupa makan ya?!” Kemudian, sejak berpisah dengan istrinya Zainal pun melayani dirinya sendiri. Bila pagi, terngianglah wajah teduh istrinya menyiapkan nasi goreng. Ketika Zainal mau makan, tiba-tiba kerongkongan seperti tidak dapat menelan nasi goreng tersebut. Kondisi ini berlangsung selama 4 bulan. Dia semakin ditahan kerinduan dengan istri dan anaknya. Meski di kantor, Milla, Puspa, Verra dan lainnya, sedang berusaha untuk merayu dengan berbagai cara. Tapi rindu Zainal sudah sulit dibendung. Dia pun ke rumah pingir kota tersebut. Namun sayangnya, yang dipanggil-panggil tidak ada. Dia lihat tas pemberiannya, di sana masih ada uang 500 juta belum terjamah, begitu juga deposito seharga 1 miliar tidak dibawa Murni, dilihat ada sepucuk surat dan ada bagian yang membuat Zainal tertegun. “Saya rela jika mas Zainal meninggalkanku walaupun kita sudah bersama dari nol. Tapi aku anggap ini sebagai ujian. Saya yakin nanti juga mas rindu…..” Tak kuasa membaca surat itu, Zainal mencari-cari istrinya kesana kemari tapi belum juga ketemu. Akhirnya, dia memutuskan ke rumah orangtua Murni di ujung Bogor. Di depan ibu mertua, Zainal bilang, “Mak !! Murni kemana ya! Aku cari kemana-mana tidak ketemu?!” “Ada di dalam. Memang dia pergi tidak izin dengan kamu Nal?” tanyanya. Tidak lama kemudian, Murni pun dimarahi oleh ibunya. Hal ini membuat mata Zainal berkaca-kaca. Dia tidak menyangka istrinya tidak cerita keadaan yang sebenarnya kepada sang ibu. “Mah, mari kita pulang..” ajak Zainal kepada istrinyam Murni pun hanya menundukkan kepala dan mengikuti langkah suaminya. Sejak saat itulah, Zaenal sayang sekali dengan istrinya Murni. Kualitas akhlak pada diri Murmi, jauh lebih cantik dari wajah-wajah Mira, Milla, atau Vera. Kisah ini, mengingatkan kepada kita akan firman Allah Swt. “… Sebab itu, maka wanita yang shalih, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka…” An-Nisaa [4] 34. Al-Bukhari juga meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. beliau bersabda “Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.” Wallahu Alam bish Shawab..
2. Wanita yang cerdas adalah yang mampu menempatkan diri dengan baik sebagai anak, istri, dan ibu serta mampu membaca potensi kebaikan dimanapun dia berada. - Abdullah Gymnastiar. 3). Cinta kita adalah cinta yang terbaik, karena engkau telah membuat imanku meningkat, juga membantuku di dunia ini.
. 14 440 111 100 75 156 279 390
cerita istri solehah terhadap suami